COP26

Pengumuman pada COP26 menandai momen terbesar bagi hutan dan alam sejak Perjanjian Paris . Di Paris, hanya 45 negara yang menyebutkan sektor hutan dan lahan dalam NDC mereka, dan hanya 23 negara yang memiliki target pengurangan emisi kuantitatif yang dapat diverifikasi. Selama COP, beberapa negara menetapkan target untuk sektor hutan dan lahan dalam NDC mereka, dengan peningkatan besar dalam jumlah target pengurangan emisi kuantitatif, termasuk:

• Brasil berkomitmen untuk mengakhiri deforestasi ilegal pada tahun 2028, pengurangan GRK secara signifikan sebesar 50% pada tahun 2030, dan mencapai titik nol pada tahun 2050.
• Indonesia berkomitmen untuk merestorasi 600.000 hektar hutan bakau pada tahun 2024.
• Prancis menekankan pada penyerap karbon alami dan solusi; perlunya membantu hutan tropis , terutama di Afrika melalui inisiatif Tembok Hijau Besar.
• Thailand akan menanam 100 juta pohon baru hingga akhir tahun 2022.
• Argentina mengumumkan kerangka hukum baru untuk memberantas deforestasi ilegal dan melindungi masyarakat adat .

• Ikrar Metana Global: "berkomitmen pada tujuan kolektif untuk mengurangi emisi metana global setidaknya 30% dari tingkat tahun 2020 pada tahun 2030 dan bergerak menuju penggunaan metodologi inventarisasi terbaik yang tersedia untuk mengukur emisi metana, dengan fokus khusus pada sumber-sumber emisi yang tinggi."

• Deklarasi Glasgow bersama Amerika Serikat dan Tiongkok: Amerika Serikat dan Tiongkok mengumumkan kesepakatan untuk bekerja sama dalam mencapai aksi iklim selama satu dekade ke depan. Meskipun sebagian besar deklarasi tersebut mengulangi ilmu pengetahuan yang telah kita ketahui, komitmen yang sudah ada pada Perjanjian Paris, dan kebutuhan yang jelas untuk meningkatkan ambisi, ada beberapa tindakan spesifik yang disertakan. Tiongkok berjanji untuk mengembangkan Rencana Aksi Nasional terkait metana pada COP27 dan negara-negara tersebut membentuk Kelompok Kerja untuk Meningkatkan Aksi Iklim pada tahun 2020-an untuk membantu kerja sama dan koordinasi dalam aksi nyata.

• Pakta iklim Glasgow: Menekankan pentingnya melindungi, melestarikan, dan memulihkan alam dan ekosistem untuk mencapai target suhu Perjanjian Paris, termasuk melalui hutan dan ekosistem darat dan laut lainnya yang berperan sebagai penyerap dan penyimpan gas rumah kaca serta dengan melindungi keanekaragaman hayati , sekaligus memastikan perlindungan sosial dan lingkungan.

• Keuangan: Rancangan teks mengakui bahwa target $100 miliar belum tercapai; menyerukan peningkatan pendanaan untuk mitigasi dan adaptasi; dan "mendesak" negara-negara dan lembaga keuangan untuk menyediakan pendanaan untuk kerugian dan kerusakan. Suara negara-negara berkembang telah didengar melalui seruan agar 50% dari pendanaan dialokasikan untuk adaptasi, dan perlunya aliran pendanaan baru untuk kerugian dan kerusakan.

• Pasal 6: Pasal ini merupakan satu-satunya pasal yang luar biasa dalam Paris Rulebook. Kesepakatan akhir yang diadopsi oleh hampir 200 negara ini mengimplementasikan Pasal 6 dari Perjanjian Paris 2015yang memungkinkan negara-negara untuk memenuhi sebagian target iklim mereka dengan membeli kredit penggantian kerugian yang mewakili pengurangan emisi yang dilakukan oleh negara lain.